Malam Kemuliaan (laylatul qodr) - Andalusia Islamic Center

Malam Kemuliaan (laylatul qodr)

Malam Kemuliaan (laylatul qodr)
Oleh : ust. Abdul Mughni, BA. Mhi

Bismillah wa Alhamdulillah wa Al Sholatu wa Al Salamu ‘ala Rasulillah shollallahu ‘alayhi wa sallam

Bulan mulia Ramadhan akan meninggalkan umat Islam dalam beberapa hari kedepan, sungguh cepat sekali waktu berjalan. Puasa yang sepertinya baru saja dijalankan akan meninggalkan kita. Benarlah firman Allah setelah menjelaskan tentang syariat kewajiban ibadah puasa ini di ayat 183 surat Al-Baqarah dilanjutkan dengan kata (ayyam ma’dudat) yang artinya adalah beberapa hari yang tertentu berbilang dan tidak lama, teriring doa dan permohonan yang dipanjatkan kepada Allah agar kita dikaruniai malam yang mulia yang disebut dengan Layalatul Qadr. Secara khusus dalam surat 97 yaitu surat Al Qadr Allah menjelaskan tentang malam tersebut. Pada malam itu Allah menurunkan Al Qur’an sekaligus dari lawhul mahfuz ke langit dunia, kemudian secara berangsur-angsur (23 tahun) kepada nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam sebagaimana riwayat dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu. Dinamakan dengan (laylatul qodr) yang diterjemahkan dengan malam kemuliaan karena beberapa hal, antara lain ; besar dan agungnya kemuliaan yang diberikan Allah pada malam tersebut, karena yang melakukan ibadah dan amal shaleh di malam tersebut menjadi mulia dan mempunyai kedudukan disisi Allah yang Maha Agung, karena diturunkan di malam tersebut kitab yang mulia kepada Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam, seorang manusia yang mulia dan kitab itu menjadi petunjuk bagi umat yang mulia (umat Islam), karena Allah pada malam itu menetapkan dan menentukan apa yang dikehendakiNya dari segala urusan yang baik, sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an surat Ad-Dukhan (44 ;3,4)  sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi, sungguh Kamilah yang memberi peringatan, pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah .

Apakah yang dimaksud dengan lebih baik dari 1000 bulan ?

Allah menyebutkan malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan ( 83 tahun 4 bulan ), dengan jelas disebutkan kata lebih baik bukan setara dan sama, jadi keliru kalau ada yang menyatakan amal ibadah di malam tersebut sama dengan 1000 bulan karena yang disebutkan Allah adalah lebih baik dari 1000 bulan bukan setara dan sama. Dan malam tersebut terus berlanjut di setiap bulan Ramadhan sampai hari kiamat. Jika ada yang membandingkan antara malam itu dengan malam Isra’ dan Mi’raj manakah yang lebih utama ? Bagi nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam maka malam Isra’ Mi’raj adalah yang lebih utama, sedangkan bagi kita umatnya, maka malam laylatul qodr adalah yang lebih utama.

Kapan kah tepatnya malam kemuliaan tersebut ? Terdapat 64 pendapat tentang kapan waktunya, yang pasti malam tersebut ada di bulan Ramadhan, di 10 hari terakhir dan di malam malam ganjil dan berpindah-pindah sekalipun banyak yang mengistimewakan dan meyakininya di malam 27 terlebih jika malam itu malam Jum’at, tetapi pendapat yang kuat malam tersebut berpindah-pindah. Kenapa malam tersebut dirahasiakan Allah? Hikmahnya agar setiap individu giat dan bersemangat untuk mengejar dan meraihnya pada malam-malam akhir di bulan Ramadhan, sebagaimana hadis dari nabi Muhammad shollallahu’alayhi wa sallam yang menyebutkan “Carilah ia (laylatul qodr) pada malam malam ganjil di 10 terakhir.” (HR Bukhoriy dan Muslim). Ulama menjelaskan keistimewaan malam tersebut adalah kekhususan yang diberikan Allah kepada umat nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam, karena ketika nabi diperlihatkan usia dan amalan umat terdahulu, nabi merasa bahwa umatnya usia dan amalan mereka sangat sedikit dibandingkan dengan umat terdahulu, kemudian Allah memberikan kepada umatnya malam kemuliaan ini, sekalipun usia mereka pendek dibandingkan umat terdahulu, tapi keistimewaan dan kemuliaan yang diberikan tidak kalah dengan izin Allah taa’la.

Beberapa fadhilah yang diberikan pada malam ini antara lain : Allah menurunkan Al Qur’an, Amal perbuatan ibadah lebih baik dari 1000 bulan, Jibril dan malaikat yang lain turun ke bumi mengaminkan seluruh doa doa yang dipanjatkan hingga terbitnya waktu fajr, malam yang penuh dengan keamanan dan keselamatan, siapa yang qiyam (beribadah malam hari) dengan yakin dan hanya berharap dari Allah diampuni dosa-dosanya yang lalu, bahkan ada yang menyatakan termasuk dosa-dosa besar karena rahmat Allah melebihi segala sesuatu, meskipun dalam sebuah hadis menyebutkan ampunan dosa diberikan dengan syarat menjauhi dosa besar. Yang pasti Allah adalah Maha Pengampun bagi mereka yang kemabali dan taubat kepadaNya.

Apa yang dilakukan pada malam tersebut ? Pertama kita mencarinya dan berusaha mendapatkan nya, karena itulah perintah nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wasallam, Kedua mengisinya dengan ibadah minimal sholat fardhu berjamaah, dilanjutkan dengan sholat tarawih dan witir bersama imam, agar mendapatkan keutamaan hadis nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam “Siapa yang sholat bersama imam hingga dia selesai maka dicatat qiyamullail pada malam tersebut.“ (HR Turmuzi Abu Dawud), menghidupkannya dengan ibadah lain seperti tilawah qur’an, berzikir dan bertasbih juga beristighfar dan bershalawat, membaca doa yang diajarkan nabi yaitu Allahumma Innaka ‘Afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anna ( ????? ??? ??? ??? ????? ???? ??? ) Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memaafkan maka maafkanlah kami, dianjurkan untuk mandi pada malam tersebut sebagaimana amalan dan perbuatan ulama terdahulu.

Malam Kemuliaan adalah untuk kebahagiaan di Akhirat bukan untuk hal-hal yang bersifat duniawi, karena permohonan yang dipanjatkan adalah agar dimaafkan dan diampuni Allah, karena ada sebagian orang awam mencari laylatul qodr untuk motif-motif dan tujuan duniawi semata, hendaklah mereka mengingat dan kembali kepada firman Allah dalam surat Asy-Syura( 42;20) “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”

Semoga kita dimudahkan Allah untuk beribadah pada malam itu dengan imanan wa ihtisaban.