Akhlaq Mulia 2 (Husnul Khuluq) - Andalusia Islamic Center

Akhlaq Mulia 2 (Husnul Khuluq)

Akhlaq Mulia 2 ( Husnul Khuluq )
Oleh : ust. Abdul Mughni, BA, MHi

Bismillah wa Alhamdulillah wa al Sholatu wa al Salamu ‘ala rasulillah shollallahu ‘alayhi wa sallam. Hadis yang menggambarkan kedudukan dan keutamaan akhlaq mulia antara lain “ Sesungguhnya seorang lelaki atau seorang yang beriman dengan prilaku dan akhlaqnya yang baik akan mendapatkan derajat (kedudukan) orang yang puasa dan qiyamul lail (HR Ahmad).

Ibadah puasa dan ibadah qiyamul lail adalah dua macam ibadah yang tidak pernah ditinggalkan nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam, kedua ibadahtersebut memiliki banyak keistimewaan, antara lain melatih diri untuk terus ikhlas beramal dan beribadah hanya kepada Allah, karena keduanya termasuk dalam model ibadah yang rahasia, puasa ibadah yang sangat individual dan confidential, yang dimaksud adalah hanya Allahlah yang mengetahui, dan ibadahqiyamul lailpun demikian, saat malam hari dimana para manusia lelap dalam tidur, ada hamba hamba Allah yang bangun dan sholat untuk mendapatkanampunanNya, sungguh kedua ibadah tersebut termasuk dalam kategori ibadah rahasia, sebagaimana ikhlas adalah perkara rahasia yang hanya Allahlah yang memiliki otoritas untuk menilai keikhlasan seorang manusia. Ikhlas ini dengan izin Allah akan mudah diraih dan digapai manakala seorang hamba rajin memperbanyak ibadah yang bersifat rahasia, karena musuh dari ikhlas adalah Riya’, yaitu beribadah dengan motif diketahui dan dipuji orang. Dua macam model ibadah yang bercirikan personal dan rahasia ini benar benar memiliki tempat dan kedudukan besar disisi Allah, selain karena rahasianya juga karena pengorbanan dan kesukaran dalam menjalankan ibadah tersebut. Bayangkan jika seorang manusia bepuasa maka sepanjang hari dia tidak makan dan minum, bayangkan saat istirahat di malam hari kemudian bangun untuk sholat. Bukanlah hal yang mudah dan ringan untuk beribadah puasa di siang hari dan sholat tahajjud serta Witr di malam hari, keduanya membutuhkan tekad dan azam yang kuat, kalau bukan karena pertolongan Allah serta iman yang kuat tidaklah dia mampu untuk menahan lapar, haus serta kantuk dimalam hari. Kadangkala sudah berniat untuk puasa, bahkan sudah menyantap hidangan sahur, kemudian karena letih dan lelah, juga rasa haus yang sangat dan alasan alasan lain lalu dia membatalkan puasanya, begitu pula dimalam hari sebelum tidur sudah berniat untuk bangun sholat malam, dan saat malam hari, syaitan tidak akan membiarkan dengan mudah dia untuk ibadah kepada Allah, dia akan menggoda hamba tersebut agar terus tidur dengan membisikan ditelinganya atau kedalam sanubarinya bahwa malam masih panjang, tundalah bangun sampai satu jam sebelum subuh, kemudian dia tidur kembali dan pada akhirnya baru bangun saat azan subuh berkumandang. Sebuah hadis nabi yang patut diingat saat kita berniat untuk bangun malam untuk ibadah, ketahuilah bahwa hambatanya begitu kuat serta begitu erat tali tali yang diikatkan syaitan agar menahan dan menghalangikita supaya tidak bangun “ Syaitan mengikat diatas kepala salah seorang dari kamu saat dia tidur dengan 3 ikatan, dan dibisikkan bahwa malam masih panjang maka tidurlah, jika dia bangun dan ingat Allah, terlepaslah satu ikatan, jika dia berwudhu maka terlepaslah ikatan yang lain dan jika ia sholat maka terlepaslah seluruh ikatan kemudian menjadi pribadi yang penuh semangat dan jiwa yang baik, sebaliknya jika tidak maka ia menjadi malas dan berjiwa buruk ( Muttafaqun ‘alayhi ).

Jika dua ibadah mahdhoh diatas (puasa siang hari dan sholat di malam hari ), begitu dicintai Allah karena karakter rahasianya dan kesukaran yang dimiliki, maka akhlaq yang baik juga disukai dan dicintai Allah karena tidak mudah untuk direalisasikan atau di praktekan. Mudah kita menulis atau mengucapkan tentang akhlaq yang baik, tetapi jika hal itu harus diamalkan dan diwujudkan dalam kesaharian, pasti banyak tantangan dan hambatan. Bertutur kata yang baik bukanlah perkara yang mudah disaat kita terbawa emosi atau perasaan (baper). Seringkali gara gara baper, seorang manusia jadi mudah tersinggung, mudah berburuk sangka, bahkan mudah untuk marah dan emosi atas sebuah perkara yang remeh, akibatnya keluarlah dari mulutnya tutur kata yang tidak patut dan tidak layak untuk diucapkan. Padahal akhlaq yang baik haruslah diterjemahkan dalam perkataan dan perbuatan, apalah artinya perbuatan yang baik jika tidak diiringi atau diimbangi dengan tutur kata dan menjaga lidah dari segala sesuatu yang dibenci Allah dan RasulNya. Tidaklah bernilai ibadah mahdhoh jika tidak berdampak dalam prilaku atau akhlaq yang mulia, bahkan akibat tutur kata yang buruk seorang dapat tersungkur kedalam siksa neraka, wal ‘iyazu billah (kita berlindung kepada Allah dari hal demikian). Akhlaq yang baik menuntut pembiasaan dan latihan, sebagaimana ibadah puasa dan sholat malam. Jika kita masih banyak kekurangan dalam ibadah puasa sunnah dan sholat malam, minimal janganlah kita berputus asa dan lemah semangat untuk melatih diri untuk berprilaku yang baik dalam perkataan dan perbuatan. Memang tidak mudah, namun dapat kita latih dan mulai untuk menahan diri dari mencaci, menghina orang lain, berdusta sekalipun bercanda. Semoga dengan itu semua dan bentuk akhlaq baik lainya seperti tersenyum, menolong orang lain, menahan marah dll, Allah memberikan kepada kita pahala dan kedudukan yang sama dengan hamba hambaNya yang lain yang gemar dan rajin beribadah puasa dan sholat malam. Apa lagi jika kita dikaruniai kemudahan untuk baik dalam ibadah mahdhoh juga baik dan bagus dalam ibadah sosial, dan mudah bagi Allah untuk menganugerahkan yang demikian, tinggal maukah kita berusaha dan berikhtiar dengan memperlihatkan meskipun sedikit dan terus istiqomah dalam perbuatan baik tersebut. Wa Allaho a’lam bi al showab.