Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Sya’ban - Andalusia Islamic Center

Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Sya’ban

Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Sya’ban

Oleh : Ust. Abdul Mughni, BA, Mhi

Bismillah wa Alhamdulillah wa Al Sholatu wa Al Salamu ‘Ala Rasulillah shollallahu ‘alayhi wa sallam

Betapa cepatnya waktu berjalan, dan saat ini kita telah memasuki bulan yang disebut dengan bulan Sya’ban bulan urutan ke 8 dari bulan bulan Hijriyah sebulan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, semoga umat Islam seluruhnya diberikan Allah keberkahan di bulan ini dan disampaikan kembali untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Ada apa dengan bulan Sya’ban ? Apakah termasuk bulan hurum? Adakah nash(dalil) yang berbicara tentang bulan ini ? Bagaimana agar kita diberkahi Allah di bulan ini ? Semoga tulisan singkat ini dapat menjawab beberapa pertanyan tadi.

Al Hafiz Ibn Hajar Al ‘Asqalaniy rahimahullah menjelaskan dinamakan dengan bulan syaban karena bermakna bertebaran yaitu para masyarakat bertebaran untuk mencari air, dalam riwayat yang dikatakan mawdhu’ disebutkan dinamakan syaban karena bertebaranya banyak kebaikan, yaitu kebaikan buat yang berpuasa sehingga dapat menghantarkan ke surga. Hadis nabi yang shahih menyebutkan sebuah dialog antara sahabat Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhu dengan baginda rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam, beliau bertanya kepada nabi kenapa banyak puasa (sunnah) di bulan sya’ban, nabi menjawab : karena bulan itu adalah bulan yang banyak orang terlupakan diantara Rajab dan Ramadhan dan bulan diangkat kepada Allah amalan manusia, dan aku ingin ketika amalan ku diangkat aku dalam keadaan berpuasa ( HR Ahmad, Nasaiy). Riwayat Ummul Mu’minin Aisyah radhiallahu ‘anha menjelaskan bahwa beliau shollallahu ‘alayhi wa sallam tidaklah banyak berpuasa sebanyak yang dilakukan di bulan sya’ban (Muttafaqun ‘alayhi ) dalam riwayat Ummu Salamah radhiallahu ‘anha juga menyebutkan bahwa beliau shollallahu ‘alayhi wa sallam tidaklah berpuasa sebulan penuh melainkan di bulan sya’ban, disambung dengan bulan Ramadhan (HR Abu Daud). Memperbanyak puasa sunnah dibulan ini adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan berdasarkan nash nash yang telah disebutkan. Hadis sahabat Usamah menegaskan bahwa bulan Sya’ban bukanlah termasuk bulan Hurum, bahkan nabi menjelaskan banyak orang lalai dan lupa tentang bulan ini, karena diapit oleh dua bulan mulia, Rajab yang termasuk bulan Hurum dan Ramadhan bulan yang wajib berpuasa. Adapaun hadis yang menyatakan bahwa jika telah masuk setengahbulan dari Sya’ban maka janganlah berpuasa ( HR Abu Daud, Turmuzi, Nasaiy dll ) maksudnya adalah bagi yang tidak terbiasa atau dari awal bulan berpuasa sunnah, agar tidak bercampur baur dengan puasa wajib. Jadi larangan bagi mereka yang tidak terbiasa dan belum pernah puasa sunnah sebelumnya dari semenjak awal bulan. Cara lain untuk meraih keberkahan bulan ini adalah dengan menghidupkan malam nishfu sya’ban, Imam Syafii rahimahullah dalam kitab Al Umm menyebutkan ada 5 malam yang doa dapat dikabulkan yaitu malam Jum’at, malam idul fithri, malam idul adha, malam pertama bulan Rajab dan malam nisfhu sya’ban. Sebuah hadis dari sayyidatuna Aisyah radhiallahu ‘anha yang pada suatu malam kehilangan nabi,kemudian didapatinya sedang berada di pemakaman Baqi’ sedang mengangkat kepalanya menghadap langit kemudian beliau bersabda sesungguhnya Allah turun pada malam nishfu Sya’ban ke langit dunia dan mengampuni lebih banyak dari bulu bulu domba yang dimiliki kabilah Kalb(HR. Ahmad, Turmuzi, Ibn Majah dll). Dalam riwayat lain Allah mengampuni kepada seluruh hambanya kecuali yang musyrik dan memusuhi (HR Ibn Majah). Dalam hadis lain dua orang yang tidak diampuni pembunuh dan yang memusuhi (HR Ahmad). Dalam hadis lain kecuali orang yang berzina dan musyrik ( HR Bayhaqi ). Sahabat Ali bin Abi thalib radhiallahu ‘anhu pada malam nishfu ini keluar rumah kemudian memandang ke langit dan berkata sesungguhnya nabi Daud pada seperti saat ini memandang ke langit kemudian dia mengatakan bahwa pada saat ini tidaklha seorang hamba memanjatkan doa kepada Allah melainkan akan dikabulkan, dan tidaklah dia meminta ampunan melainkan diampuni, kecuali jika dia adalah seorang pemungut upeti, dukun, tukang sihir dll..hai Tuhan nya Daud ampunilah semua yang berdoa kepadaMu di malam ini dan beristighfar.

Generasi Tabiin dari daerah Syam seperti Imam Kholid bin Ma’dan, imam Makhul dan imam Luqman bin ‘Amir rahimahumullah menghidupkan malam ini dengan memperbanyak ibadah kepada Allah, dan dari merekalah orang sesudahnya melaksanakan apayang mereka kerjakan. Sedangkan ulama dari Hijaz berbeda pandangan dalam hal ini. Bagaimanakah cara menghidupkan nya ada yang melakukannya secara berjamaah di masjid, seperti yang dilakukan Imam Kholid bin Ma’dan rahimahullah dengan memakai pakaian yang bagus dan wangi, sebagian lain berpendapat dengan ibadah masing masing tanpa harus berjamaah sebagaimana keterangan dari imam Awzaa’iy. Sudah selayaknya bagi seorang yang beriman untuk bertaubat kepada Allah dari banyak dosa yang dilakukan, salah satunya dengan cara menghidupkan malam nishfu Sya’aba.

Cara lain untuk mendapat keberkahan bulan ini adalah dengan memperbanyak tilawah qur’an, Salamah bin Kuhayl (dari generasi tabiin ) berkata bulan Sya’ban adalah bulan Qurro’ (pembaca qur’an) demikian juga pendapat Habib ibn Abi Tsabit (generasi tabiin). Seorang waliyyullah yang wafat pada tahun 140an H bernama ‘Amr bin Qoys Al Mullaiy ketika masuk bulan Sya’ban maka dia tutup kedainya dan fokus (tafarrugh) dengan tilawah. Dan jika semenjak bulan ini kita telah membiasakan untuk banyak beribadah puasa dan tilawah terlebih lagi jika telah memasuki bulan Ramadhan.