Semua Akan Merasakan kematian - Andalusia Islamic Center

Semua Akan Merasakan kematian

Semua Akan Merasakan kematian 

Oleh : Rohmatullah

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Kaum Muslimiin rahimakumullah

Setiap permulaan pasti ada akhirnya, setiap kekuatan pasti ada kelemahan di dalamnya, dan setiap kehidupan pasti ada kematian. Maka dari itu, semua penghuni jagat raya ini akan binasa kecuali Allah Subhaanahu wa Ta'alaa yang Maha Perkasa sang pemilik dan pencipta jagat raya ini beserta isinya. Kita semua pasti akan merasakan sebuah kematian yang kita tidak tahu kapan dan di mana ajal datang menjemput kita. Tak ada seorang pun yang akan kekal di dunia fana ini. Semuanya akan binasa dan akan mengalami kematian serta meninggalkan apa-apa yang dimilikinya, termasuk harta dan istri dan keturunannya. Semuanya akan ditinggalkan dan tidak ada yang menemanin kecuali amal baik yang akan terus menemaninya di ala barzakh. Ikhwani fillah, setiap jiwa akan merasakan kematian. Kematian tidak akan lari dari kita walau kita mencoba untuk lari. Kematian telah ditentukan dan dirahasiakan Allah Subhaanahu wa Ta'alaa. Kematian tidak akan mundur dan maju dari ketetapan yang Allah Subhaanahu wa Ta'alaa tentukan. Allah Subhaanahu wa Ta'alaa menegaskan pada kita dalam Al-Qur'an yang artinya berbunyi: “Tiap-tiap umat memiliki ajal (batas waktu); maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya.” (Q.S. Al-A'raaf: 34). Tetapi tak jarang dari kita yang telah melupakan kematian. Lupa untuk berbenah diri menuju Allah Subhaanahu wa Ta'alaa dengan menghadapi kematian sebagai gerbang masuk ke alam akhirat. Kita juga bahkan sering lupa akan asal muasal kita yang diciptakan dari tanah. Padahal di dalam tanah pula kita akan ditidurkan. Di dalam kesepian, kegelapan & kesunyian yang kita rasakan di liang kubur akan datang dua malaikat kepada kita dengan membawa pertanyaan yang diperintahkan Allah Subhaanahu wa Ta'alaa untuk menguji kesuksesan atau kegagalan kita dalam menghadapi fitnah/ ujian di alam kubur sebelum menuju alam keabadian kelak. Apakah surga dan segeala kenikmatan di dalamnya yang akan kita nikmati? Ataukah neraka dan segala bentuk siksa dan kesengsaraan di dalamnya yang akan kita rasakan? Yang pasti, surga dan neraka itu telah Allah Subhaanahu wa Ta'alaa persiapkan untuk semua manusia, ada yang ke surga dan ada pula mampir selamanya di neraka. Pertanyaan dua malaikat di alam kubur kelak adalah benar adanya dan bukan kabar bohong belaka. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu : “Sesungguhnya seorang hamba jika telah diletakkan di dalam kuburannya dan para sahabat telah berpaling, ia benar-benar mendengar bunyi terompah mereka.” Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda lagi, “Lalu dua malaikat mendatanginya, keduanya (malaikat) mendudukkan orang tersebut lalu bertanya kepadanya, Apa yang kamu katakan pada orang ini (yakni Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam)?. Adapun orang mukmin, maka ia menjawab, 'Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya', lalu dikatakan kepada orang tersebut, 'Lihatlah tempat tinggal mu di neraka, sungguh Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di syurga.” Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Maka ia melihat kedua-duanya.”(HR. Bukhari).

Semua yang kita perbuat selama hidup di dunia fana ini akan dipertanggung jawabkan dan akan ditanya oleh Allah Subhaanahu wa Ta'alaa. Mulut kita tidak diberi peluang dan kesempatan sama sekali untuk berbicara dan menjawab apa-apa yang kita kerjakan di dunia. Namun, sekujur badan kita, tangan, telinga, mata, kaki dan anggota badan lainnya yang dengan tegas menjawab apa yang fisik kita kerjakan. Sesuai apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an yang artinya berbunyi: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian.” (Q.S.Yasin: 65). Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah Subhaanahu wa Ta'alaa harus ingat, bahwa kita akan meninggalkan dunia fana ini dan akan berjumpa

dengan Allah rabbul 'alamiin. Dan oleh sebab itu, kita butuh bekal untuk berjumpa dengan Allah Subhaanahu wa Ta'alaa, memperindah raut muka dan akhlak dengan bekal amal baik yang kita kerjakan serta ketakwaan yang ada pada diri kita. Dalam kitab Durratun Nashihin, Syaikh Utsman bin Hasan Al- Hubawy berkomentar dengan menukil pendapatnya Al-Faqih Abul Lais As-Samarkandy : Siapa saja yang menginginkan selamat dari siksa kubur, maka hendaklah ia rutin melakukan empat hal serta menjauhi empat hal lainnya. Empat hal yang harus ia lakukan secara rutin :  (1). Menjaga sholat lima waktu. (2). Bersedekah. (3). Membaca Al-Qur'an. (4). Memperbanyak bertasbih (dzikir) kepada Allah Subhaanahu wa Ta'alaa. Empat hal inilah yang nantinya akan memberikan sinar cahaya di alam kubur terang menderang dan memperluas kuburan penghuninya. Lalu ada empat hal pula yang harus dijauhi dan dihindari berupa: (1). Bertutur kata dusta. (2). Berkhianat. (3). Adu domba/namimah. (4). Tidak membersihkankan bekas kencingnya. Mengenai kencing (buang air kecil), Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam mewanti-wanti agar kita selalu memperhatikan keadaan saat buang air kecil supaya kita tidak tergolong kelompok orang-orang yang disiksa di alam kubur. Kebanyakan dari penghuni kubur yang mendapatkan siksa kubur disebabkan keteledoran kita yang tidak membersihkan diri (bersuci) dari buang air kecil tersebut. Dalam menghadapi kematian, kita perlu terlebih dahulu mengetahui status kita. Apakah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung ataukah termasuk dalam golongan orangorang yang celaka?. Dalam kitab Tanbihul Ghaafilin dipaparkan, bahwa ciri-ciri orang yang beruntung (selamat) ada sebelas macam: (1). Zuhud pada dunia dan cinta akhirat. (2). gemar beribadah dan membaca Al-Qur'an. (3). Sedikit berbicara (pada pembicaraan yang tidak dibutuhkan). (4). Menjaga sholat lima waktu. (5). Menjaga diri dari harta haram atau syubhat sedikit maupun banyak. (6). Berkawan dengan orang-orang sholeh. (7). Bersikap tawadhu  dan tidak sombong (takabur). (8). Dermawan. (9). Mempunyai sifat kasih sayang pada makhluk/ciptaan Allah Subhaanahu wa Ta'alaa. (10). Memberi manfaat pada orang lain, serta (11). Memperbanyak mengingat kematian. Sementara tanda-tanda orang yang celaka juga ada sebelas: (1). Rakus dalam mengumpulkan harta. (2). Gemar dan senang mengikuti syahwat dan kelezatan dunia. (3). Selalu berucap kotor dan ghibah. (4). Melalaikan sholat. (5).Berteman dengan orang-orang yang jelek perangainya (fujur). (6). Berperangai jelek. (7). Bersikap sombong. (8). Mencegah memberi manfaat pada orang. (9). Tidak berkasih sayang pada orang mukmin. (10). Bakhil atau pelit. (11). Melupakan kematian. Setelah kita berkaca pada penjelasan diatas, bila kita termasuk dalam ciri-ciri orang yang beruntung maka tingkatlah dan jangan merasa diri aman dari adzab Allah Subhaanahu wa Ta'alaa. Seharusnya kita semakin merasa takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta'alaa karena semua kebaikan yang kita kerjakan adalah hidayah dari Allah Subhaanahu wa Ta'alaa yang dianugerahkan pada kita. Dan apabila kita merasa perbuatan sehari-hari kita termasuk golongan yang celaka, maka hendaklah kita kembali pada Allah Subhaanahu wa Ta'alaa dengan melakukan amalan-amalan orang-orang yang selamat yang telah disebutkan diatas.