Sahabat Mulia Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu (Bag. 2) - Andalusia Islamic Center

Sahabat Mulia Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu (Bag. 2)

Sahabat Mulia Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu (Bag. 2)

Oleh : Ust. Abdul Mughni, BA, Mhi

Bismillah wa Alhamdulillah wa Al Sholatu wa Al Salamu ‘ala rasulillah shollallahu ‘alayhi wa sallam.

Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata ; “ketika aku masuk Islam Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam mengganti namaku menjadi Abdul Rahman, kemudian ketika beliau melihat kucing dalam bajuku, beliaupun memanggilku dengan Abu Hurairah (bapaknya kucing kecil). Riwayat lain menyebutkan ketika beliau ditanya kenapa engkau dijuluki dengan Abu Hurairah? Beliau menjawab, aku adalah seorang penggembala kambing, dan aku memiliki seekor kucing kecil yang pada malam hari aku letakkan diatas pohon sedangkan siang hari aku bermain denganya. (HR. Turmuzi)

Beliaupun menjelaskan motif dan alasan beliau banyak meriwayatkan hadis adalah karena dua ayat di dalam al-qur’an (QS. 2;159-160) yang isinya adalah ancaman Allah bagi mereka yang menyembunyikan petunjuk yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an ataupun melalui lisan nabi Muhammad Shollallahu ‘alayhi wa sallam. Keunggulan dan keistimewaan ini diakui oleh para sahabat sehingga tidak ditemukan riwayat dari sahabat-sahabat lain yang meragukan keutamaan dan keunggulan Abu Hurairah dalam hal periwayatan hadits, kecuali jika dibandingkan dengan sahabat mulia lain yaitu sahabat Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhu, dalam hal ini Abu Hurairah berkata tidaklah seorangpun menandingiku dalam periwayatan hadits kecuali Ibn ‘Amr karena dia mampu untuk menulis sedangkan aku tidak menulis.

Sebab lain banyaknya periwayatan beliau adalah karena faktor totalitas beliau (tafarrugh) dalam mengumpulkan riwayat hadis dari nabi, beliau termasuk sahabat yang tinggal diemperan masjid Nabawi (ahlus suffah) karena beliau tidak berprofesi pedagang dan juga tidak sibuk dengan urusan keluarga karena saat bersama nabi dalam rentang waktu kurang lebih 3 tahun, beliau hanya fokus dengan menghafalkan hadits-hadits Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam, sebagaimana beliau adalah seorang yang sangat sederhana yang kerap kali menahan rasa lapar dan haus, dalam sebuah riwayat yang shahih yang begitu mengharukan dan terbayang betapa faqir dan sangat berat kehidupan yang dijalaninya, beliau menceritakan “ suatu hari aku menahan rasa lapar dan berdiri dipintu masjid untuk bertanya kepada sahabat nabi yang lewat tentang ayat tertentu, dengan harapan sahabat tersebut mengajakku ke rumahnya dan memberikan jamuan (sajian makanan ) kepadaku, kemudian lewatlah dihadapanku sahabat Abu Bakr radhiallahu ‘anhu dan aku bertanya kepadanya tentang suatu ayat dengan harapan dia memberikanku makanan, namun dia lewat saja, begitu juga dengan sahabat Umar , kemudian lewatlah dihadapanku rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam sambil tersenyum saat melihatku dan dia mengetahui apa yang ada dalam benakku, beliau berkata “ Aba Hir “ aku menjawab “ labbayk ya rasulallah “ beliau berkata : ayo ikut, dan aku pun mengikutinya sampai ke rumah, dan setelah diizinkan masuk aku pun masuk, dan melihat segelas susu yang ada diatas meja, beliaupun bertanya dari mana susu ini, keluarganya menjawab hadiah dari fulan, rasulullah berkata kepadaku ya Aba Hir silahkan dipanggil yang ada di ahlu suffah (mereka adalah tamu-tamu Islam yang tidak ada keluarga dan harta dan jika nabi mendapat sedekah akan dikirimkan kepada mereka, dan jika ada hadiah kepada nabi merekapun ikut bersama sama menikmatinya) mendengar hal ini, aku sedikit sedih karena membayangkan susu yang segelas tersebut tentunya tidak cukup buat mereka sedangkan aku sangat menginginkanya dan lebih berhak agar dapat kekuatan, namun aku harus patuh kepada perintah rasul, dan aku panggil mereka, setelah diizinkan merekapun masuk, rasulullah berkata “ Aba Hir “ aku menjawab “ labbayk “ ya rasulallah, beliau berkata “ ambillah susu itu dan berikanlah kepada mereka, aku pun mengambil susu tersebut dan menyajikan kepada seorang dari mereka, lalu dikembalikan kepadaku dan aku menyajikan kepada yang lain, begitulah satu persatu sehingga semuanya telah meminum dari segelas susu tersebut, dan aku letakkan gelas susu itu dihadapan rasulullah, beliaupun tersenyum dan berkata “ Aba Hir tidak ada yang tersisa kecuali aku dan kau, aku menjawab “ benar ya rasulullah “ beliau berkata “ duduklah dan minumlah “ akupun meminumnya “ beliaupun berkata “ minumlah “ dan itu beliau katakan hingga aku menjawab “ tidak ada lagi tempatnya” kemudian dia mengambil gelas tersebut dan mengucapkan Alhamdulillah dan mengucapkan basmalah lalu meminum sisa yang ada.(HR. Bukhori). Subhanallah sungguh hadis yang menggambarkan betapa sederhananya kehidupan para sahabat wabilkhusus Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu sebagai tokoh kita, apalagi kehidupan sang nabi mulia rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam. Bagaimana perhatian dan kepedulianya kepada para sahabat-sahabatnya, begitu besar perasaan (Itsar) dengan istilah lain altruism yaitu mengalah, kepada orang lain. Saat membaca hadis ini tidak terasa air mata berlinang dan berkaca-kaca membayangkan betapa mulianya dan cintanya sang rasulullah kepada sahabat-sahabatnya. Segelas susu yang seharusnya hanya untuk satu atau 2 dan 3 orang, hanya karena karunia dan rahmat Allah kepada nabi-Nya dan seluruh sahabatnya sehingga dapat memenuhi konsumsi puluhan orang. Murid beliau yang bernama Abu Utsman Annahdiy mengatakan aku bertamu kepada sahabat Abu Hurairah 7 kali, dan aku dapatkan beliau dan istrinya serta asistenya membagi malam kepada tiga bagian, yang pertama sholat kemudian membangunkan yang berikutnya dan seterusnya, dan aku tanya bagaimana engkau berpuasa sunnah kemudian dia menjawab aku menjawab aku puasa diawal bulan 3 hari. Beliau wafat tahun 57 H dalam usia 78 tahun, setelah mendampingi nabi kurang lebih 4 tahun, dan hidup setelah wafat nabi 47 tahun mengajarkan al-qur’an, hadits nabi, beribadah kepada Allah, semoga Allah memberikan rahmat kepada beliau dan membalas atas nama umat ini dengan segala kebaikan yang telah diberikan.