Menghadirkan Intervensi Allah dalam Do'a (2) - Andalusia Islamic Center

Menghadirkan Intervensi Allah dalam Do'a (2)

Menghadirkan Intervensi Allah dalam Do'a (2)
 Oleh Ustadz Shaifurrokhman Mahfudz, M.Sh

“Do'a dengan menghadirkan kuasa dan intervensi-Nya adalah latihan dasar bagi jiwa yang harus terus diamalkan dalam kehidupan pribadi...”

Doa merupakan kekuatan besar yang tak terpisahkan dengan perkembangan integral kepribadian manusia sebuah penyatuan dan perpaduan tuntas daya-potensi tertinggi manusia. Hanya dalam do'a, kita mencapai rakitan yang utuh dan selaras antara tubuh, jiwa dan ruh yang memberikan kekuatan amat kokoh pada pertahanan manusia yang lemah.

Bagaimana do'a memperkuat jiwa kita dengan kekuatan yang begitu dinamis? Setiap pendo a mempunyai satu hal yang sama yakni berusaha menambah cncrgi yang tcrbatas dengan mengarahkan diri pada sumber yang tak terbatas dari semua energi Ketika kita berdo'a, sejatinya kita tengah menghubungkan diri dengan kekuatan penggerak yang tiada habisnya menggerakkan jagat raya. Kita meminta sebagian kecil dari kekuatan ini untuk dianugerahkan agar dapat memenuhi kebutuhan kita. Bahkan dalam meminta, lubang-lubang kelemahan manusiawi kita terisi kemudian jiwa kita jadi kuat dan mantap.

Dengan do'a, manusia akan menemukan dirinya sendiri Kediriannya yang pongah dan menggelikan, ketakutan dan ketamakannya serta kesesatan dan kekeliruan langkahnya. Do'a adalah kekuatan yang sama riilnya dengan gaya tarik bumi. Setelah semua ikhtiar gagal, manusia dapat melepaskan dari segala penderitaannya dengan doa yang ikhlas dan hening. Itulah satu satunya kekuatan di dunia yang kelihatannya mengatasi apa yang disebut dengan hukum alam.

Mengoptimalkan Doa dengan Asmaul Husna
Ketika sebuah do'a telah berhasil menemukan kedirian dan potensi sang pendo'a, maka sesungguhnya ia telah mencapai substansi sebuah do'a. Salah satu caranya adalah dengan mengeksplorasi Asmaul Husna (Nama- nama Allah yang Baik dengan mengetahui rahasia, kcajaiban, khasiat dan kedahsyatannya, schingga Allah akan memasukkan kita kedalam surga-Nya. Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa yang mengeksplorasi (ihsha nya, dia akan masuk surga" (Hr. Imam Tirmizi).

Menurut Syaikh Abdul Qadir al-Manawi dalam kitab Faidh al-Qadir, yang dimaksud ihsha' dalam hadits diatas adalah :
1. Orang yang membaca Asmaul Husna satu demi satu dengan tartil hafal di luar kepala.
2. Orang yang mendalami dan memikirkan makna Asmaul Husna, mencari tahu hakikat apa yang dituju dan menyelidiki jejak-jejak Asam ul Husna lalu diyakinkan dalam hati.
3. Orang yang mengejawantahkan dan menegakkan hak-hak Asmaul Husna,  mengamalkan kandungannya, menggali maknanya dan memberdayakan potensi diri sesuai dengan yang ditunjukkannya.

 Kekuatan Asmaul Husna itulah yang sepatutnya diterapkan dalam setiap do'a dengan menjadikannya sebagai tools yang paling mudah, praktis dan lengkap untuk mengundang intervensi Allah Swt dalam seluruh proses ikhtiar kita. Berikut adalah beberapa tahapan untuk mengoptimalkan Asmaul Husna:

Bagaimanapun, manusia tidak bisa mencukupkan do'a hanya sebagai pemuas hati belaka. Do a harus menjadi sebuah pengharapan bahwa kita mungkin akan menjadi lebih mampu menyerupai Dia Pencipta. harus dipandang sebagai latihan untuk menghadirkan Allah Seorang petani tua yang duduk sendirian ditanya "Apa yang kau tunggu Lalu jawabnya. "Saya melihat Dia dan Dia melihat saya Manusia berdo'a bukan hanya bahwa Tuhan akan mengingat dia, tetapi juga bahwa dia mengingat Tuhan.

Karena itu, firman Allah Swt "Dan Tuhanmu berkala, berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan" harus benar-benar dikukuhkan oleh pengalaman manusia sendiri. Do a yang diucapkan dengan benar mungkin tidak akan pernah menghidupkan anak-anak yang meninggal ataupun menyembuhkan penyakit yang telah lama akut. Tetapi, do'a adalah sumber energi  yang menerangi dan mencerahi serta menjadi sumber kekuatan yang membangkitkan jiwa dan ruh manusia.

Untuk menjadi sebuah kekuatan yang membentuk kepribadian. maka do'a harus jadi kebiasaan. Setidaknya, Allah Swt telah menunjukkan bangsa Roma yang pernah hancur karena mereka mengabaikan pentingnya do'a. Padahal, dora dengan menghadirkan kuasa dan intervensi-Nya adalah dasar bagi jiwa yang harus latihan terus diamalkan dalam kehidupan pribadi. "Berpikirlah akan Tuhan lebih sering daripada tarikan dan hembusan nafas Anda" begitulah nasehat bijak mengajarkan kita. Yang baik menurut manusia, belum tentu baik menurut Allah. Tetapi yang baik menurut Allah, sudah pasti baik bagi manusia, meskipun manusia itu tidak menyadarinya. Maka, jika kekuatan do'a dibangkitkan dan digunakan dalam kehidupan manusia, ada harapan do a kita demi dunia yang lebih baik akan dijawab oleh-Nya.