10 Muharram Hari ‘Asyuro - Andalusia Islamic Center

10 Muharram Hari ‘Asyuro

10 Muharram Hari ‘Asyuro

oleh : ust. Abdul Mughni, BA, MHi

Bismillah wa Alhamdulillah wa Al Sholatu wa Al Salamu ‘ala rasulillah shollallahu ‘alayhi wa sallam.

Bulan Muharram selain termasuk dalam 4 Bulan yang Hurum (9;36) yaitu Zulqo’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab, juga didalammya terdapat hari ‘Asyuro yang artinya 10 Muharram.

Hari tersebut memiliki keutamaan dan kehormatan tersendiri, karena pada hari tersebut terjadi banyak peristiwa sejarah penting yang dialami para nabi dan rasul, maka tidak heran jika disebutkan bahwa ummat terdahulu berpuasa pada hari tersebut, dalam sebuah riwayat “Hari ‘asyuro adalah hari yang para nabi-nabi terdahulu berpuasa oleh karena itu berpuasalah.” (HR Qurthubiy), ummat nasraniy pun dikatakan berpuasa juga bangsa Quraisy pada masa Jahiliyyah, dikarenakan dosa yang mereka lakukan dan taubatnya dengan puasa ‘Asyuro, bangunan Ka’bah pun mereka tutupi dengan kiswah yang baik dan mereka memuliakan hari tersebut. Terdapat pula keterangan yang menyebutkan bahwa hewan pun berpuasa dihari tersebut. Al Hafiz Ibn Rajab rahimahullah dalam kitabnya Lathoiful Maa’rif menyebutkan beberapa keterangan yang menggambarkan tentang puasanya hewan seperti semut tidak memakan roti yang telah diberikan, dan hewan-hewan buas tidak memangsa hingga waktu senja tiba (maghrib) barulah mereka makan.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah menyebutkan sebuah hadis dari sahabat mulia Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu “ suatu waktu nabi melewati sekelompok Yahudi dan mereka berpuasa ‘Asyuro, ketika ditanya apa hari tersebut ? dijawab karena hari itu Allah menyelamatkan nabi Musa alayhissalam dan Bani Israil dari mati tenggelam dan Allah menenggelamkan Fir’aun, hari itu juga adalah hari Allah menjadikan bahtera nabi Nuh alayhissalam berlabuh (terdampar) di bukit Juudiy (Iraq sekarang), karenanya nabi Nuh dan nabi Musa berpuasa dihari tersebut sebagai bentuk syukur kepada Allah yang Maha Agung, nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam berkata : kita lebih berhak dengan nabi Musa dan lebih layak untuk berpuasa lalu beliau memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa .

Dalam hadis shohih lain disebutkan bahwa nabi pernah memerintahkan seorang laki laki dari Bani Aslam untuk mengumumkan siapa yang telah makan hendaklah dia berpuasa disisa harinya dan bagi yang belum makan hendaklah dia lanjut untuk puasa karena hari ini adalah ‘asyuro ( HR Bukhoriy).

Seorang sahabat wanita yang bernama Rubayyi’ binti Muawwiz radhiallahu ‘anha mengatakan nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam mengutus utusannya ke kampung kampung Anshor sekitar kota Madinah kemudian mengumumkan untuk berpuasa di hari ini, siapa yang telah makan maka stop makan dan berpuasa dan yang belum makan lanjut untuk terus puasa dihari tersebut, maka kami pun berpuasa dan melatih anak-anak kecil kami untuk berpuasa dengan membuat mainan dari bulu jika mereka menangis karena lapar maka kita berikan mainan sampai mereka lupa dan menyempurnakan puasa dihari tersebut.” (Muttafaqun ‘alayhi) .

Hari ‘Asyuro adalah hari Allah menerima taubatnya nabi Adam alayhissalam dan beliau turun ke bumi (2;37), beliau adalah manusia pertama yang diciptakan Allah yang diberikan kepadanya banyak nikmat, seperti ilmu tentang nama-nama yang tidak diketahui malaikat, hal ini menjadikan Iblis dengki dan hasad kepadanya dan berusaha agar nabi Adam keluar dari kenikmatan tersebut. Dalam kehidupan dunia saat ini kita menyaksikan kadangkala Allah mengangkat dan memperlihatkan nikmat yang diberikan kepada hambaNya dengan menjadikan sebagian pihak hasad dan dengki, persis kisah nabi Adam alayhissalam. Manusia awalnya adalah makhluk penghuni surga , makanya Allah janjikan kepada siapa yang beriman dan beramal shaleh akan dimasukkan ke tempat asal bapak manusia Adam yaitu surga (2;25). Sungguh betapa banyak kenikmatan dan karunia Allah dengan diturunkannya nabi Adam alayhissalam ke dunia, jika tidak turun maka tidak adalah perjuangan dan jihad manusia dalam menyembah Allah, tidak akan didengan tangisan dan rintihan hamba-hamba Allah yang berdosa dan memohon ampunan dariNya.

Hari ‘asyuro juga dikenal dengan hari melapangkan dan meluaskan kepada anggota keluarga (tawsi’ah alal ‘iyal) atau dengan kata lain banyak bersedekah, dan sebaik baiknya sedekah adalah kepada keluarga sendiri. Alkisah disebutkan ada seorang Yahudi yang bersedekah di hari tersebut, kemudian tetangganya yang muslim bermimpi bahwa sang Yahudi telah disiapkan istana di surga sebagai balasan dari sedekah yang diberikan, keesokan harinya sang muslim pun mengunjungi sang Yahudi dan ingin membeli atau membayar kembali sedekah yang telah diberikan, agar dia mendapatkan pahala istana yang dilihat dalam mimpinya namun ditolak oleh sang Yahudi seraya dia bersyahadat dan masuk Islam. Wallohu a’lam akan kebenaran kisah tersebut yang pasti sedekah dan berbuat baik kepada manusia adalah salah satu ajaran Islam yang mulia yang sangat dianjurkan untuk dilakukan sepanjang waktu, dan menjadi lebih khusus lagi dalam hari ‘asyuro karena terdapat riwayat hadis yang menyebutkan siapa yang melapangkan keluarganya pada hari ‘asyuro maka Allah akan berikan kelapangan (luas rezki) sepanjang tahun tersebut ( HR Ahmad). Imam ibnu ‘Uyaynah berkata : kita telah membuktikan hal tersebut selama 50 atau 60 tahun dan kita mendapati kebaikan.

Kelompok Syiah Rafidhah pada setiap hari ‘Asyuro mengadakan hari kesedihan dengan mengingat kembali fitnah berdarah yang mengorbankan cucu nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam yang mulia yaitu Husayn radhiallahu ‘anhu, dengan cara melukai dan menyakiti badan. Perbuatan ini bertentangan dengan ajaran dan contoh generasi terdahulu yang menghidupkan dengan amal amal baik yang disyariatkan, semoga kita terhidar dan dipelihara Allah dari mengikuti kelompok Syiah Rafidhoh. Waspadalah terhadap acara-acara dan kegiatan atas nama ‘Asyuro kemudian didalamnya di isi dengan ratapan duka dan kesedihan atas peristwa Karbala yang menghilangkan nyawa cucu nabi yang mulia. Terlebih didalam acara tersebut biasanya dilakukan aktivitas memukul badan dengan tangan sebagai eskpresi kesedihan. Kita memohon kepada Allah keselamatan dan perlindungan dari melakukan perbuatan dan aktifitas yang bertentangan dengan ajaran nabi Muhammad shollallahu alayhi wa sallam.